SELAMAT DATANG DI BLOG ARTIKEL | ID. SAYA MENYAJIKAN BEBERAPA ARTIKEL SEDERHANA UNTUK ANDA YANG MUNGKIN TIDAK SEMENARIK ARTIKEL BLOG TETANGGA

Translate

Tuesday, August 14, 2012

CARA MENULIS SKENARIO

Tentang Cerita
Sebelum masuk pada tahap membuat skenario, kita perlu mencari dan menentukan dahulu beberapa hal yang berkaitan dengan cerita yang akan kita tulis. Untuk itu, ada berbagai hal yang mesti diperhatikan.
Sasaran Cerita
Sasaran cerita adalah kepada siapa cerita tersebut akan ditujukan. Salah satunya berkaitan dengan tingkat usia. Untuk soal ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

 Pasalnya, kategori yang satu ini terkait dengan cara bertutur dan tema cerita yang sudah pasti berbeda jika sasarannya berbeda. Beberapa tingkat usia yang menjadi patokan dalam membuat skenario, antara lain:
a. ANAK-ANAK
Kategori cerita anak-anak dibatasi pada usia 5-12 tahun atau tingkat sekolah dasar. Membuat cerita dengan sasaran penonton anak¬anak haruslah menampilkan unsur-unsur: pendidikan, panutan, kebajikan, binatang, fantasi, dan hiburan. Jangan memasukkan problem
orang dewasa ke dalam cerita anak-anak. Selain itu, bahasanya juga mesti disesuaikan dengan bahasa anak-anak sehingga tak akan terjadi tokoh anak kecil berbicara seperti orang dewasa.
Dalam menulis cerita untuk anak, sebaiknya banyak memuat unsur yang membuat si anak merasa menjadi tokoh yang ditampilkan. Misal¬nya, menjadi tokoh pahlawan kebajikan atau tokoh hebat lainnya. Untuk itu, sebaiknya tokoh-tokoh dalam cerita juga anak-anak, agar penonton anak-anak merasa tokoh tersebut adalah dirinya.
b REMAJA
Anak-anak yang berusia 13-17 tahun, atau duduk di SMP dan SMA, berada dalam kategori remaja. Sama hal dengan cerita anak, dalam membuat cerita remaja pun kita perlu memasukkan unsur pendidikan. Pendidikan dalam hal ini mengarah pada moral dan etika, serta ketaatan beragama. Mengingat remaja adalah tingkat usia yang paling rawan, jangan sampai tontonan yang disuguhkan kepada mereka justru dapat memancing keingintahuan mereka pada hal-hal negatif. Misalnya, jika kita ingin berbicara tentang narkoba, sebaiknya dialog disusun dengan sangat hati-hati. Jangan sedikit pun terkesan ada sisi positif dari narkoba, sebab hal itu dapat membuat para remaja penasaran untuk mencoba. Apalagi jika remaja sebagai penonton sampai tergiring pada hal-hal yang negatif itu.
c. DEWASA
Termasuk kategori usia dewasa adalah mereka yang berumur 17 tahun ke atas, atau kira-kira kelas 3 SMA ke atas. Tayangan untuk usia ini biasanya banyak menyisipkan adegan “dewasa”, pemain yang berpakaian minim, atau adegan sadisme yang menjurus pada pembunuhan disertai penganiayaan. Tayangan jenis cerita dewasa seperti itu biasanya selalu dilengkapi dengan petunjuk ’1 7+ ‘ atau ‘BO’ (Bimbingan Orang tua) di sudut layar televisi. Beberapa contoh sinetron dewasa adalah Cowok-Cowok Keren, Montir-Montir Cantik, Kecupan Kangen, Ma/am Pertama, atau Oh Mama„ Oh Papa…. Sementara, beberapa film yang mengandung unsur sadisme antara lain 6-30-5/ PK/yang menampilkan pembantaian jenderal-jenderal, atau film-film yang mengandung unsur pembunuhan.
d. UMUM
Tayangan untuk kategori ini mempunyai cakupan usia yang lebih luas. Cerita pun sebaiknya berbicara tentang hal-hal yang sifatnya umum serta bisa diterima oleh seluruh masyarakat, mulai dari usia anak-anak hingga tua.
Salah satu contoh cerita yang termasuk dalam kategori ini adalah FTV Dosa Siapa. Dalam cerita ini ada beberapa generasi yang bisa diwakili; bapak dan ibu usia 60-an; anak pertama sudah berkeluarga dan berusia 30-an; anak kedua usia 25-an yang awalnya belum menikah, lalu menikah; serta cucu yang masih bayi dan yang berusia 5-10 tahun. Cerita yang disajikan dalam FTV ini cukup global, konfliknya mencakup segala usia mulai dari kakek hingga cucu.

0 comments:

tricks-collections.com